Tim Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 1 Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang berjumlah 17 mahasiswa menggelar Gerakan Sadar Bencana, Sadar Literasi (SABEN SASI). Gerakan tersebut berlangsung selama 2 hari yaitu pada Minggu (07/05/2023) dan Minggu (14/05/2023) bertempat di Dukuh Belik, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
SABEN SASI merupakan bentuk implementasi peran mahasiswa sebagai agen perubahan melalui mata kuliah Proyek Kepemimpinan yang dibimbing oleh Dr. Rita Noviani, S. Si., M. Sc. Kegiatan tersebut menggandeng mitra Masyarakat Desa Dibal, khususnya Karang Taruna Dukuh Belik beserta anak-anak sekolah (TK-SMP) yang menjadi sasaran utama kegiatan tersebut untuk memantik kesadarannya terhadap pentingnya budaya literasi dan ketangguhan terhadap bencana sejak dini.
Muhammad Zaki Zamani selaku Ketua Angkatan PPG Prajabatan Gelombang 1 Prodi Pendidikan Geografi FKIP UNS mengungkapkan bahwa Gerakan SABEN SASI dilatarbelakangi oleh catatan buruk tingkat literasi anak-anak sekolah di Indonesia dan tingginya intensitas bencana yang sering melanda Indonesia.
“Kami dulunya mendiskusikan problematika apa yang mayoritas terjadi di masyarakat. Kemudian dari hasil diskusi, kami menyoroti bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah terutama di kalangan anak-anak sekolah. Padahal, tingkat literasi sangat penting untuk menunjang kemajuan bangsa menyongsong Indonesia Emas 2045. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara yang berada di ring of fire sehingga sangat rawan terjadi bencana. Anak-anak merupakan kategori yang rentan terdampak ketika bencana terjadi. Ilmu mengenai kebencanaan juga diperdalam oleh orang-orang geografi. Sehingga, selain mengangkat gerakan literasi, gerakan tangguh terhadap bencana terhadap anak-anak menjadi prakarsa perubahan di masyarakat yang kami pilih,” ungkap Zaki.
Kegiatan berlangsung dengan dihadiri perwakilan perangkat desa, karangtaruna, anak-anak mitra, serta Dr. Pipit Wijayanti, S. Si., M. Sc. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS. Upaya meningkatkan kesadaran literasi pada anak-anak sekolah dilakukan dengan menghadirkan pojok baca yang dilengkapi berbagai buku bacaan akademik maupun non akademik yang diperoleh dari hasil donasi. Saat kegiatan berlangsung, anak-anak diajak melakukan kegiatan seperti membaca, menulis, berhitung dan aktivitas literasi lainnya supaya tahu dan nyaman dengan keberadaan pojok baca sehingga ke depannya mereka secara mandiri akan datang kembali ke pojok baca.
Kemudian upaya meningkatkan ketangguhan terhadap bencana dilakukan dengan memberikan materi yang dikemas secara mengasyikkan seperti mendongeng, wayang kartun, dan bernyanyi yang disertai gerakan sehingga anak-anak selalu fokus namun tidak membosankan. Tak hanya itu, terdapat juga sesi simulasi mitigasi bencana dengan mengambil percontohan bencana gempa bumi. Anak-anak dihadirkan dalam situasi terjadi gempa di dalam maupun di luar ruangan, kemudian mereka mendapatkan pengarahan untuk melakukan tindakan-tindakan mitigasi seperti materi yang sudah diberikan sebelumnya.
“Alhamdulillah saat simulasi anak-anak terlihat sangat antusias dan memahami tindakan apa saja yang harus mereka lakukan ketika terjadi gempa, terutama turut membantu mengarahkan temannya sendiri. Tindakan tersebut yang kami harapkan, yaitu tindakan sebagai pioner-pioner muda yang tangguh dan tanggap bencana,” ujar Zaki. Rizaldi Hanif selaku perwakilan Karang Taruna Dukuh Belik menyampaikan ucapan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan SABEN SASI.
“Mewakili pihak mitra yang diajak kerja sama, kami sangat berterima kasih kepada Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Prodi Pendidikan Geografi FKIP UNS yang sangat luar biasa menginisiasi untuk anak-anak kami. Pastinya sangat bermanfaat dan akan sangat berguna bagi masa depan anak-anak nanti,” ucap Rizaldi.
Zaki berharap kegiatan SABEN SASI dapat menjadi prakarsa perubahan luar biasa yang diberikan untuk masyarakat. Semoga gerakan ini dapat diadopsi di berbagai wilayah sehingga tingkat literasi dan ketangguhan terhadap bencana di Indonesia semakin membaik.
“Kami berharap ini bisa diadopsi di berbagai wilayah. Seperti yang kami utarakan sebelumnya, problem yang kami angkat bukan problem lokal, namun nasional. Meskipun perbaikannya baru bisa kami lakukan secara lokal. Salam Literasi! Salam Tangguh dan Tanggap Bencana!” harap Zaki.