Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan perangkat Desa Selo menyelenggarakan kegiatan “Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Tanggap Bencana dan Pendidikan Mitigasi Berbasis Local Wisdom oleh BPBD dan Perangkat Desa Selo”, Selasa, 30 April 2024. Acara ini digelar di SMPN 1 Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Kegiatan dihadiri berbagai pihak, antara lain Kepala Sekolah SMP N 1 Selo Jono Trimanto, perangkat Desa Selo Riyanto, perwakilan BPBD Boyolali Dwi Nur Cahyo dan Hernawan Adi, peserta didik SMPN 1 Selo perwakilan kelas 7,8, dan 9, para guru SMPN 1 Selo, serta tim
Kegiatan ini digelar dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat Desa Selo, terutama dimulai dari usia dini, yakni siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama dalam menghadapi bencana alam.
Mengedepankan kearifan lokal, diharapkan siswa juga dapat lebih memahami dan menerapkan langkah-langkah mitigasi sesuai kondisi setempat serta mendorong mereka untuk melestarikan dan menjaga kearifan lokal, khususnya Upacara Adat Jawa atau sering disebut Upacara Sedekah Gunung.
Kegiatan ini mendapatkan pengetahuan baru mengenai tanda-tanda alam sebagai peringatan dini bencana serta bagaimana merespons dengan cepat dan tepat. Salah satu wujud dalam mengatasi bencana secara spiritual melalui Upacara Sedekah Gunung, yakni dengan upacara ini diharapkan menjadi pengingat untuk selalu memanjatkan rasa syukur terhadap alam.
Dengan begitu, rasa tenteram, keselamatan, dan kesejahteraan karena masyarakat dan keharmonisan masyarakat Desa Selo dapat terwujud. Simulasi bencana juga memberikan pengalaman praktis kepada siswa untuk dapat melakukan evakuasi dengan aman dan teratur.
Perangkat Desa Selo, Riyanto, mengatakan Upacara Sedekah Gunung Merapi dilaksanakan pada 1 Muharram untuk meminta kepada Tuhan supaya masyarakat diberi keselamatan dan kemakmuran.
“Ada berbagai macam sarana ritual dalam acara ini, seperti panggang buto (ampas kedelai, tempe dimasak) kepala kerbau, kembang setaman, kemenyan, ayam panggang, beras dikasih air kelapa, sambal (tempe busuk sama gedebok pisang). Acara digelar di Joglo Mandala Merapi saat tengah malam dan dipimpin tokoh adat setempat,” jelasnya.
Di lain pihak, perwakilan BPBD Boyolali, Dwi Nur Cahyo dan Hernawan Adi menyampaikan materi mengenal berbagai bencana di lingkungan sekitar dan bagaimana arahan mitigasi bencana dilakukan.
Salah satu praktik langsung di lapangan, yakni simulasi bencana erupsi melibatkan seluruh perwakilan kelas 7, 8, dan 9 SMPN 1 Selo. Diharapkan melalui sosialisasi dan simulasi ini para siswa mendapatkan gambaran praktis tentang langkah-langkah harus diambil dalam menghadapi berbagai situasi darurat serta turut menjaga dan melestarikan kearifan lokal di Desa Selo.